“Mamilah Fest 2025” Jadi Momentum Padang Menuju Kota Zero Waste
Jeniustimeline.com, Padang — Sabtu, 16 Agustus 2025, suasana Taman Museum Adityawarman Kota Padang tampak berbeda dari biasanya. Ribuan masyarakat, mulai dari pelajar, komunitas lingkungan, tokoh masyarakat, hingga pegiat UMKM, berkumpul dalam kegiatan Festival Pengelolaan Sampah “Mamilah Fest 2025 (Padang Goes To Zero Waste)”. Festival ini digagas oleh Balai Penataan Bangunan, Prasarana dan Kawasan (BPBPK) Sumatera Barat bersama Pemerintah Kota Padang sebagai upaya membangun kesadaran kolektif warga terhadap pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
Kegiatan ini menjadi bagian dari dukungan terhadap Program Improvement of Solid Waste Management to Support Regional and Metropolitan Cities Project (ISWMP), sebuah program nasional yang menitikberatkan pada perbaikan tata kelola sampah di kota-kota besar Indonesia. Melalui program ini, Padang diharapkan mampu menjadi kota percontohan yang konsisten menerapkan konsep Zero Waste, yakni pola hidup dan tata kelola yang meminimalkan produksi sampah sekaligus meningkatkan praktik daur ulang.
Berbagai agenda digelar sepanjang festival. Di antaranya workshop ecoprint dari limbah organik, pelatihan pemilahan sampah rumah tangga, demo bank sampah digital, hingga pameran produk UMKM berbahan daur ulang. Tidak hanya itu, pengunjung juga disuguhi lomba kreativitas daur ulang untuk pelajar, pertunjukan seni bertema lingkungan, serta talkshow interaktif bersama pakar persampahan dan komunitas pecinta alam. Semua kegiatan dirancang agar masyarakat dapat memperoleh pengetahuan praktis yang bisa diterapkan di rumah, sekolah, maupun tempat kerja.
Wali Kota Padang dalam sambutannya menegaskan bahwa tantangan pengelolaan sampah tidak bisa diselesaikan hanya oleh pemerintah semata. “Kunci utama ada pada kesadaran dan partisipasi masyarakat. Jika setiap keluarga mampu mengelola sampahnya dengan baik, maka persoalan sampah kota bisa ditekan secara signifikan,” ujarnya.
Senada dengan itu, Kepala BPBPK Sumatera Barat menekankan pentingnya sinergi lintas sektor. Menurutnya, kolaborasi pemerintah, swasta, akademisi, komunitas, hingga media massa sangat dibutuhkan agar gerakan “Padang Goes To Zero Waste” tidak berhenti hanya pada slogan, tetapi benar-benar menjadi budaya hidup. Ia menambahkan bahwa festival ini merupakan wujud nyata dari komitmen tersebut, sekaligus sarana untuk mempertemukan berbagai pihak yang peduli pada lingkungan.
Masyarakat yang hadir mengaku mendapatkan banyak wawasan baru. Siti Rahma, seorang guru SD yang datang bersama murid-muridnya, mengatakan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat untuk menanamkan kesadaran sejak dini. “Anak-anak jadi tahu bahwa sampah plastik bisa diubah jadi tas, dompet, atau kerajinan lain yang indah. Ini pengalaman berharga untuk mereka,” ujarnya.
Selain edukasi, festival ini juga menjadi ruang inspirasi bagi pelaku usaha kreatif. Beberapa UMKM lokal menampilkan produk ramah lingkungan, seperti sedotan bambu, sabun organik, kompos cair, serta kerajinan tangan dari kain perca. Kehadiran mereka tidak hanya menggerakkan ekonomi kreatif, tetapi juga menunjukkan bahwa kepedulian lingkungan bisa sejalan dengan peluang usaha.
Di sisi lain, pihak panitia juga menekankan pentingnya pendekatan digital dalam pengelolaan sampah. Salah satunya melalui aplikasi bank sampah online yang memudahkan masyarakat menabung sampah anorganik, sekaligus mendapatkan nilai ekonomi dari hasil pemilahan. Inovasi ini diharapkan bisa mempercepat perubahan perilaku masyarakat dalam memilah dan mengurangi sampah.
Dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, Mamilah Fest 2025 diharapkan menjadi momentum penting untuk mengubah pola pikir warga Kota Padang terhadap sampah. Festival ini bukan sekadar seremonial tahunan, melainkan langkah strategis dalam membangun budaya peduli lingkungan, demi terwujudnya Padang sebagai kota bersih, sehat, dan berdaya saing.
Seiring semangat “Padang Goes To Zero Waste”, kegiatan ini menegaskan bahwa menjaga kebersihan bukan hanya tugas pemerintah, tetapi kewajiban bersama. Harapannya, Padang dapat menjadi contoh inspiratif bagi kota-kota lain di Indonesia dalam mewujudkan pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan berkeadilan lingkungan. (Tim)