Type Here to Get Search Results !

Belajar Al-Qur’an dengan Baik dan Benar, Membuka Tabir Kebenaran dan Meneguhkan Iman yang Selaras dengan Akal Sehat”

 “Belajar Al-Qur’an dengan Baik dan Benar, Membuka Tabir Kebenaran dan Meneguhkan Iman yang Selaras dengan Akal Sehat”

SKJENIUS TIME LINE, PADANG – Kultum Zuhur yang disampaikan oleh Ustadz Kompol H. Syafrizen, S.H., Datuk Rang Batuah atau yang akrab disapa Ustadz Zen Hoki (UZH) di Masjid Raya Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi Sumbar, Selasa (4/11/2025), memberikan pencerahan mendalam tentang pentingnya belajar Al-Qur’an secara baik dan benar sebagai jalan membuka tabir kebenaran serta menyeimbangkan keimanan dengan kemampuan berpikir secara logis dan berakal sehat.


Dalam tausiyahnya, Ustadz Syafrizen menegaskan bahwa amar makruf nahi mungkar merupakan tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat. Prinsip ini sejalan dengan filosofi adat Minangkabau yang dikenal dengan konsep Tungku Tigo Sajarangan, yakni Ninik Mamak, Alim Ulama, dan Cadiak Pandai, yang memiliki peran penting dalam memberdayakan potensi umat dan menjaga moral generasi penerus.


Beliau mengutip firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam QS. Al-A’raf ayat 96,

> “Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi…”




Menurutnya, negeri Alam Minangkabau seharusnya menjadi teladan bagi daerah lain, dengan berpegang pada prinsip ABS-SBK (Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah). Ustadz Syafrizen menekankan bahwa jika masyarakat benar-benar mengamalkan nilai-nilai Al-Qur’an dan sunnah Rasul, maka berbagai bentuk kemaksiatan dan kejahatan—seperti kenakalan remaja, pergaulan bebas, penyalahgunaan narkoba, hingga kekerasan dan pembunuhan—dapat diminimalisir.


Beliau mengingatkan bahwa mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran bukan hanya tanggung jawab ulama atau ustadz, tetapi juga seluruh lapisan masyarakat—guru, aparat pemerintah, anggota TNI-Polri, pegawai, petani, nelayan, hingga kaum swasta. Semua pihak dapat berperan aktif dalam memberikan nasihat dan pembinaan kepada anak-anak serta generasi muda agar tidak terjerumus dalam kemaksiatan.


Mengutip QS. Al-Maidah ayat 78–79, Ustadz Syafrizen menegaskan bahwa Allah mengecam umat yang membiarkan kemungkaran tanpa berusaha mencegahnya, karena sikap diam dapat mendatangkan musibah dan azab. Oleh karena itu, beliau menyeru agar umat Islam senantiasa menegakkan amar makruf nahi mungkar sebagaimana perintah Allah dalam QS. Ali Imran ayat 104,


> “Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”




Ustadz Syafrizen menutup kultumnya dengan penegasan bahwa solusi dari berbagai persoalan moral dan sosial adalah kembali kepada Al-Qur’an: mempelajari, memahami, mengamalkan, dan menyampaikan isi kandungannya kepada masyarakat. Dengan demikian, umat akan memiliki kemampuan berpikir logis berdasarkan akal sehat yang dilandasi iman, sehingga lahir generasi yang jujur, lurus dalam niat, serta taat kepada Allah SWT.


“Dengan belajar Al-Qur’an, manusia mampu membedakan yang hak dan yang batil, yang baik dan yang buruk. Jika ini terwujud, maka negeri akan dicurahi rahmat dan keberkahan dari langit dan bumi, menjadi ‘Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur’,” tutup Ustadz Kompol H. Syafrizen, S.H., Datuk Rang Batuah.(Mislinda)